Mati Rasa
Rindu berlari menghampiri ponselnya yang berbunyi di atas meja, kemudian membaca nama yang muncul di layar lalu menempelkan ponselnya di telinga. “Halo, Dion?” tanyanya ceria. Ia tersenyum lebar meskipun Dion sama sekali tidak melihat. “Besok? Tentu saja, hari Valentine. Ada apa?” Rindu terkesiap mendengar pertanyaannya sendiri. Bodoh, kenapa harus tanya? Pasti Dion mengajakku ngedate? Rindu segera memperbaiki ucapannya. “Maksudku, kau ingin kita pergi?” tanya Rindu hati-hati. Ia takut kalau Dion kecewa mendengar ucapannya tadi. Mata Rindu berbinar. Tangannya menggenggam tepi meja dengan kuat. “Kapan?” tanya Rindu lagi. Ia menghampiri sofa dan duduk di sana. Seketika ia lemas bahkan duduknya tidak sekuat tadi. Sofa licinnya membiarkan tubuhnya nyaris memerosot. “Sayang sekali, aku tidak bisa membatalkan. Grandma akan datang.” Rindu mendengar embusan napas Dion di p...