"Kemari, Wat!" Kayatri melambaikan kedua tangannya yang panjang. Aku berjalan ke arahnya. "Kamu lagi apa, Tri?" "Merayakan, apalagi?" "Apa?" "Liat nanti," ucapnya. "Aku sambut tamu dulu, kamu tunggu di sini." Mataku mengikuti gerakan kaki Kayatri. Kakinya yang jenjang melangkah cantik dengan sepatu berhak setinggi tujuh sentimeter. Dia merentangkan tangan menyambut seorang pria yang baru saja masuk. Mereka saling berpelukan dengan cukup lama kemudian melangkah bersama menuju kepadaku. "Aku mengundangnya, Wat, maaf tidak memberitahumu." Seolah kehilangan fokus akibat dehidrasi, mataku mengabur melihat Kayatri yang menggamit lengan pria itu dengan mesra. "Angga Permana, Wat. Inget, kan?" "Oooh, ingetlah." "Bagaimana kabarmu, Wat?" "Dia sangat-sangat baik, Angga. Lihat saja." Tangan Kayatri meremas lengan Angga. "Kita harus ke sana," ajaknya sambil menunjuk ujung ruangan...